Monday, May 19, 2014

Tegar Di Atas Manhaj Salaf

بسم الله.
Di tengah derasnya gelombang fitnah akhir zaman yang ditandai dengan bermunculannya jama'ah-jama'ah Islam, maka tegar di atas manhaj salaf adalah suatu keharusan.

Jama'ah-jama'ah Islam ada yang mengklaim bahwa merekalah yang paling benar. Mereka  mengaku bahwa mereka mengikuti Al-Quran dan Sunnah, tetapi pada prakteknya mereka jauh dari pemahaman Al-Quran dan Sunnah yang benar.

Disinilah letak pentingnya berpegang teguh dengan Manhaj Salaf (AsSalaf AsSholih). Sebagai penguat bahwa dalam memahami dien Islam ini, yang bersumber dari dua wahyu yang utama (Al-Quran dan Sunnah), harus diiringi dengan pemahaman dan manhaj yang benar yaitu Manhaj Salaf, Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Berikut ini sebagian fatwa para ulama tentang wajibnya mengambil Manhaj Salaf dan bahayanya Tahazzub. Wallahu Musta'an

FATWA SYIAKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI رحمه الله 

Soal :
Apa yang dimaksud dengan salafiyah ?

Jawab :
Ketika kita mengatakan kami adalah salaf, maka yang dimaksud adalah generasi terbaik yang ada di muka bumi ini setetlah para rasul dan para nabi. Mereka adalah para sahabat Rasulullah صلی الله عليه وسلم generasi pertama umat ini, kemudian para tabiin yang datang setelahnya, kemudian para tabiut tabiin pada generasi ketiganya. Tiga generasi inilah nama Salaf di mutlakkan, mereka adalah sebaik-baiknya umat. Ketika kita menisbahkan kepada salaf maka maksudnya, aku menisbahkan kepada generasi terbaik. Perlu dipahami pula bahwa penisbahan kepada perorangan atau kepada jamaah tertentu yang mungkin bisa salah atau berada dalam kesesatan, baik sebagian maupun keseluruhan. [Al-Manhaj As-Salafi Inda Syaikh Al-Albani, hal.14]

Soal :
Mengapa kita perlu memakai nama salafiyah ? Apakah itu termasuk dakwah hizbiyah, kelompok atau sebagai madzhab? Ataukah mungkin dia itu kelompok baru dalam Islam ?

Jawab :
Sesungguhnya kata salaf sudah dikenal secara bahasa Arab maupun syari. Sungguh telah shahih bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم pernah berkata kepada Fatimah Radhiyalahu anha ketika sakit yang membuatnya meninggal, beliau berkata : Bertakwa dan bersabarlah engkau wahai Fatimah, sungguh pendahulu yang paling baik bagimu adalah aku. Ulama banyak pula yang menggunakan istilah ini, contohnya adalah ketika mereka berdalil untuk memerangi bidah, mereka mengatakan.

Seluruh kebaikan adalah dengan mengikuti orang-orang salaf (terdahulu), dan semua keburukan pada bidahnya orang-orang khalaf (yang datang kemudian)

Akan tetapi ada orang yang mengaku berilmu mengingkari nisbah salafiyah dengan menyangka bahwa penisbahan ini tidak ada landasannya sehingga dia mengatakan : Tidak boleh, seorang muslim berkata : Saya salafi. Seakan-akan dia mengatakan : Tidak boleh seorang Muslim mengatakan : Saya mengikuti salafush shalih dalam jalan mereka dalam aqidah, dan suluk!.

Tidak diragukan lagi bahwa pengingkaran seperti ini mengharuskan berlepas diri dari Islam yang shahih yang ditempuh oleh salafush shalih, yang pemuka mereka adalah Nabi صلی الله عليه وسلم sebagaimana diisyaratkan dalam Shahihain dan yang lainnya bahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda.

Artinya : Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang datang sesuadah mereka, kemudian yang datang sesudah mereka.

Tidak boleh seorang muslim berlepas diri dari intisab kepada salafush shalih.

Orang yang mengingkari penisbahan ini tidakkah engkau melihat bahwasanya dia menisbahkan dirinya kepada suatu madzhab, entah dalam aqidah atau fiqh?!

Maka dia bisa saja jadi sorang Asyari atau Maturidi, atau termasuk Ahlil Hadits, atau Hanafi atau Syafii, atau Maliki atau Hanbali, dari nisbah-nisbah yang terhimpun dalam nama Ahlus Sunnah. Padahal setiap yang menisbahkan diri kepada madzhab Asyari atau madzhab imam empat berarti dia menisbahkan diri kepada person-person yang tidak mashum?.

Adapun orang yang menisbahkan kepada salafush shalih maka dia telah menisbahkan diri kepada kemashuman ?secara umum-.

Nabi صلی الله عليه وسلم telah menyebut sebagian tanda dari Firqatun najiyah bahwasanya mereka berpegang teguh dengan jalan Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan para sahabat. Barangsiapa  yang berpegang teguh dengannya maka dia telah berada di atas petunjuk dari Rabbnya dengan yakin?[Al-Manhaj As-Salafi Inda Syaikh Al-Albani hal.17, lihat pula Majalah Al-Ashalah edisi 9 hal. 87]

FATWA SYAIKH ABDUL AZIZ BIN BAZ رحمه الله 
Soal :

Bagaimana pendapat anda terhadap orang yang menamai dirinya salafi atau atsari? Apakah ini termasuk tazkiyah?

Jawab.
Apabila memang benar dia itu atsari atau salafi, maka tidaklah mengapa. Semisal  apa yang dikatakan oleh para salaf, si fulan salafi, si fulan atsari, itu adalah tazkiyah yang harus, tazkiyah yang wajib. [Kaset Muhadharah Haqqul Muslim pada tanggal 16-01-1413H di Thaif]

FATWA SYAIKH SHALIH BIN FAUZAN AL-FAUZAN حفظه الله تعلى
Soal :
Apakah orang yang menamai dirinya salafi dianggap hizbi?

Jawab :
Menamai dirinya salafi apabila memang benar, maka tidak mengapa. Adapun apabila hanya sekedar pengakuan belaka, maka hal itu tidak dibenarkan menamai dirinya salafi sedangkan dia tidak di atas manhaj salaf. Maka orang-orang Asyairah juga mengatakan : Kami Ahlus Sunnah wal Jamaah, perkataan mereka tidak benar, karena mereka tidak berada di atas manhaj Ahlus Sunnah, demikian pula Mutazilah mereka menyebut diri mereka orang-orang yang muwahhid.

Orang yang mengklaim dirinya Ahlus Sunnah wal Jamaah harus mengikuti jalannya Ahlus Sunnah wal Jamaah dan meninggalkan jalannya orang-orang yang menyelisihi. [Al-Ajwibah Al-Mufidah hal. 16]

Soal :
Bolehkah bagi ulama menjelaskan kepada para pemuda dan orang awam tentang bahayanya hizbi dan perpecahan?

Jawab :
Ya, bahkan wajib menjelaskan bahayanya perpecahan agar manusia berada di atas petunjuk. Karena orang awam akan tertipu, betapa banyak orang awam zaman sekarang tertipu dengan jamaah-jamaah yang ada, menyangka mereka di atas kebenaran?! Maka harus kita jelaskan kepada manusia baik pelajar maupun orang awam. Karena apabila ulama diam manusia akan mengatakan : Lihatlah para ulama saja tidak berkomentar, lewat celah inilah kesesatan bisa masuk. Ketika membicarakan dan mejelaskan masalah ini, tujuannya adalah agar manusia berada di atas ilmu terhadap perkara mereka. [Muhadharat fil Aqidah wad Dakwah 318]


FATWA SYAIKH MUQBIL BIN HADI AL-WADII حفظه الله تعلى
Berkata Syaikh Muqbil bin Hadi : Ketahuilah bahwa mausia terbagi menjadi dua hizb (kelompok) : Hizbullah dan Hizbusysyaithan. Hizbullah, mereka mencintai setiap muslim di negeri mana pun, sama saja telah mengenalnya ataupun belum mengenalnya. Adapun apabila membatasi kecintaan, wala dan bara pada kelompok tertentu, maka itu adalah thaghut (hizbiyah). Loyalitas harus diberikan kepada setiap muslim di seluruh negeri Islam. Hizbiyah jahiliyah harus dimusnahkan, karena Nabi صلی الله عليه وسلم pernah bersabda.

Artinya : Ada apa dengan panggilan jahiliyah ini sedangkan saya berada di tengah-tengah kalian. Tinggalkanlah, karena hal itu sangat jelek

Hadits ini Nabi صلی الله عليه وسلم ucapkan ketika mendengar dua kaum saling memanggil kaumnya masing-masing. Yang dari Anshar berkata : Wahai orang-orang Anshar!. Dan yang Muhajir tak ketinggalan berkata pula : Wahai orang-orang Muhajir!

Nabi صلی الله عليه وسلم juga pernah bersabda.

Artinya : Seluruh perkara jahiliyah telah aku musnahkan di bawah kakiku

Semoga Alloh melindungi kita dari mengikuti hawa nafsu. [Ijabatus Sail an Ahammi Masa;il hal. 375]

FATWA SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH رحمه الله 
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Tidak ada aib bagi orang yang menampakkan madzhab salaf, menyandarkan diri kepadanya, dan bangga dengan madzhab salaf. Bahkan hal itu wajib diterima menurut kesepakatan para ulama, karena tidaklah madzhab salah kecuali di atas kebenaran. Apabila dia sesuai dengan salaf secara lahir dan batin, maka dia bagaikan seorang mukmin yang berada di atas kebenaran secara lahir dan batin [Majmu AlFatawa 4/149]


والله تعلى أعلم.

[Disalin dari Majalah Al-Furqon Edisi 8 Tahun V/Rabiul Awal 1427H/April 2006. Penerbit Lajnah Dakwah Mahad Al-Furqon, Alamat Maktabah Mahad Al-Furqon, Srowo Sidayu, Gresik Jatim]